Bagi
kami, penolakan kenaikan harga BBM hanyalah sebuah aksi parsial yang tidak
esensial. Bagi kami, terjebak dalam logika ekonomi dan isu politik semata
adalah bentuk kedangkalan analisis dari komodifikasi hidup di bawah kapitalisme
dan negara. Naik atau tidaknya harga BBM tidak akan merubah fakta bahwa setiap
dari kita tetap menjadi konsumen yang hanya bertugas membeli, setiap dari kita
tetap menjadi pekerja murah yang bertugas memproduksi setiap komoditi yang
nanti akan kita beli, setiap dari kita tetap menjadi mayat hidup yang tidak
memiliki apapun selain kewajiban untuk terus diperintah, ditindas, disiksa,
mengkonsumsi dan mengumpulkan semua benda yang tidak kita butuhkan.
Kehilangan
hidup beserta mimpi dan cinta terlalu sederhana bila hanya diwadahi dalam isu
ekonomis seperti penolakan kenaikan harga BBM. Kami terlalu marah hingga
mengerti bahwa adalah jauh lebih penting untuk mendefinisikan serta merebut
kembali hidup kami, ketimbang sekedar ikut terlena dalam pesta glamour oposisi
palsu: menolak atau mendukung kenaikan harga BBM.
Menginginkan
lebih! Ini adalah percobaan dari kemungkinan untuk keluar dari ketidakmungkinan
dan kemunafikan serta kedangkalan hidup hari ini.
Dan
apa yang kami inginkan?
Kehancuran
total dari masyarakat dan segala infrastrukturnya hari ini. Keruntuhan negara
dan kapital di saat yang bersamaan. Tumbangnya tirani ekonomi dan politik yang
adalah perangkat penyiksa dari masyarakat beserta tali pengikatnya: peradaban.
Ini
adalah alasan utama di balik distribusi pamflet ini dengan sengaja, bersamaan
dengan demonstrasi pasifis yang berlangsung hampir di setiap kota di Indonesia.
Keterlibatan kami adalah untuk menginterupsi kapital dan negara dengan berbagai
cara, termasuk melakukannya di kala demonstrasi ini berlangsung. Karena kami
menilai bahwa demonstrasi yang baik baik saja, justru menunjukkan wajah
rekuperasi dengan jelas.
Dan
apa yang kami serukan?
Temukan
amarahmu dan luapkan itu di jalanan. Hancurkan semua properti yang kau nilai
layak untuk dihancurkan. Serang negara dan kapital tepat di wajahnya. Meskipun
tak ada masa depan di dalamnya.
INSUREKSI URBAN UNTUK KEMUNGKINAN HIDUP
YANG SEKARANG TAK MUNGKIN
(Selebaran ini disebarkan pada aksi penolakan kenaikan Bahan
Bakar Minyak yang berlangsung di Manado, 27 Maret 2012 sebagai pernyataan
posisi beberapa anarkis yang dengan sadar menggabungkan diri dalam aksi
tersebut namun menolak tunduk dalam propaganda dan sensasionalisme kaum Kiri
dan para reformis)
Repost From : NEGASI